Ordinary Human

Just Want To Be Usefull

Rahasia doa mengatasi hutang

on September 10, 2012

Abu Said Al-Khudhri radhiyallahu ’anhu bertutur: “Pada
suatu hari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam masuk
masjid. Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu
Umamah radhiyallahu ’anhu sedang duduk di sana. Beliau
bertanya: ”Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau
sedang duduk di luar waktu sholat?” Ia menjawab: ”Aku
bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.” Beliau
bertanya: ”Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a
yang apabila kau baca maka Allah ta’aala akan
menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?”
Ia menjawab: ”Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau
bersabda,”Jika kau berada di waktu pagi maupun sore
hari bacalah doa:
”Ya Allah, sesungguhnya berlindung kepada Engkau
dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau
dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari
pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau
dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.”
Kata Abu Umamah radhiyallahu ’anhu: ”Setelah membaca
do’a tersebut, Allah berkenan menghilangkan
kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku.” (HR
Abu Dawud 4/353)
Doa ampuh yang diajarkan Nabi shollallahu ’alaih wa
sallam kepada Abu Umamah radhiyallahu ’anhu
merupakan doa untuk mengatasi problem hutang
berkepanjangan. Di dalam doa tersebut terdapat
beberapa permohonan agar Allah ta’aala lindungi
seseorang dari beberapa masalah dalam hidupnya. Dan
segenap masalah tersebut ternyata sangat berkorelasi
dengan keadaan seseorang yang sedang dililit hutang.
Pertama, ”Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari
bingung dan sedih.” Orang yang sedang berhutang
biasanya mudah menjadi bingung dan tenggelam dalam
kesedihan. Sebab keadaan dirinya yang berhutang itu
sangat potensial menjadikannya hidup dalam
ketidakpastian alias bingung dan menjadikannya tidak
gembira alias berseduih hati.
Kedua, ”Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan
malas.” Biasanya orang yang berhutang akan cenderung
menjadi lemah. Dan biasanya orang yang malas dan tidak
kreatif dalam menjalani perjuangan hidup cenderung
mudah berfikir untuk menacari pinjaman alias
berutangketika sedikit saja menghadapi rintangan dalam
hidup. Sedangkan orang yang rajin cenderung tidak
berfikir untuk berhutang selagi ia masih punya ide solusi
selain berhutang dalam hidupnya. Orang rajin bahkan
akan menolak bilamana memperoleh tawaran pinjaman
uang karena ia anggap itu sebagai suatu beban yang
merepotkan.
Ketiga, ”Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut
dan kikir.” Biasanya orang yang terlilit hutang menjadi
orang yang diliputi rasa takut. Ia cenderung menjadi
pengecut. Jauh dari sifat pemberani. Mentalnya jatuh dan
tidak mudah memiliki kemantapan batin. Dan orang yang
berhutang mudah menjadi kikir jauh dari sifat demawan.
Bila kotak amal atau sedekah melintas di depannya ia akan
membiarkannya berlalu Hal ini karena ia menggunakan
logika ”Bagaimana aku bisa bersedekah, sedangkan
hutangku saja belum lunas.”
Keempat, ”Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan
hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Doa bagian
akhir mengandung inti permohonan seorang yang terlilit
hutang. Ia serahkan harapannya sepenuhnya kepada Allah
ta’aala Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji agar
menuntaskan problem hutang yang berkepanjangan
membebani hidupnya. Di samping itu ia memohon agar
dirinya dilindungi Allah ta’aala dari kesewenang-wenangan
manusia. Kesewenangan dimaksud terutama yang
bersumber dari fihak yang berpiutang. Sebab tidak jarang
ditemukan bahwa fihak yang berpiutang lantas bertindak
zalim kepada yang berhutang. Ia merasa telah menanam
jasa dengan meminjamkan uang kepada yang berhutang.
Lalu ia merasa berhak untuk berbuat sekehendaknya
kepada yang berhutang apalagi jika yang berhutang
menunjukkan gejala tidak sanggup melunasi hutangnya
dengan segera.
Itulah sebabnya dunia modern dewasa ini banyak
diwarnai oleh berbagai tindak kezaliman. Sebab dalam era
dunia modern manusia sangat mudah berhutang. Dalam
kebanyakan transaksi manusia dianjurkan untuk terlibat
dalam hutang alias transaksi yang tidak tunai. Sedikit
sedikit kredit. Apalagi skema pelunasan hutangnya
melibatkan praktek riba yang termasuk dosa besar. Islam
adalah ajaran yang menganjurkan manusia untuk
membiasakan diri bertransaksi secara tunai. Ini bukan
berarti Islam mengharamkan berhutang. Hanya saja Islam
memandang bahwa berhutang merupakan suatu pilihan
yang bukan ideal dan utama. Itulah sebabnya ayat
terpanjang di dalam Al-Qur’an ialah ayat mengenai
berhutang, yaitu surah Al-Baqarah ayat 282.
Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu
didatangi anaknya yang hendak meminjam uang. Lalu ia
berkata kepadanya ”Nak, aku tidak punya uang.” Lantas
anaknya mengusulkan agar ayahnya pinjamkan dari Baitul
Maal (Simpanan Kekayaan Negara). Maka Umar-pun
menulis memo kepada pemegang kunci Biatul Maal yang
isinya: ”Wahai bendahara, tolong keluarkan sekian dinar
dari Baitul Maal untuk aku pinjamkan ke anakku. Nanti
biar aku cicil dengan potong gajiku tiga bulan ke depan.”
Maka memo tersebut dibawa oleh anaknya dan diserahkan
kepada bendahara. Tidak berapa lama iapun kembali
menemui ayahnya dengan wajah murung. ”Ayah, aku tidak
menerima apa-apa dari bendahara kecuali secarik kertas
ini untuk disampaikan kepadamu.” Maka Umar menyuruh
anaknya membacakan isi memo balasan itu. Isinya ”Wahai
Amirul Mu’minin Umar bin Khattab, bagiku sangatlah
mudah untuk mengeluarkan sekian dinar dari Baitul Maal
untuk engkau pinjam. Namun aku minta syarat terlebih
dahulu darimu. Aku minta agar engkau memberi jaminan
kepadaku bahwa tiga bulan ke depan Amirul Mu’minin
Umar bin Khattab masih hidup di dunia untuk melunasi
hutang tersebut.” Maka Umar langsung beristighfar dan
menyuruh anaknya pulang…!
Sumber : http://eramuslim.com/suara-langit/ringan-
berbobot/rahasia-do-a-mengatasi-hutang.htm


Leave a comment